Morning Tuesday? bagaimana liburannya? semoga menyenangkan ya tidak seperti saya hehe. Please jangan tanya gue liburan ini sudah kemana saja, pasti gue akan menjawab: rumah, rumah, rumah, dan rumah. Selebihnya? cuma ke toko buku sama ke mall doang. Oke tetap harus di syukuri karena setidaknya gue masih bisa merasakan ‘ hari libur’ yang lumayan ampuh buat nenangin pikiran dari hal-hal sekolah. Why i saying like that? karena jika melihat ibu gue, beliau masih berkutat dengan pekerjaan-pekerjaan kantornya-yang harus segera di selesaikan meski sekarang itu sedang musim liburan. Kasihan ibu gue, beliau jadi tidak bisa kemana-kemana untuk menikmati liburannya dan begonya gue selalu merajuk mengajak beliau keluar rumah sehingga terkadang ibu suka ngomel. Ya, beliau akan marah setiap kali gue deketin untuk merayunya jalan-jalan. Beliau akan bilang “ibu lagi banyak kerjaan, jangan di ganggu!” katanya sambil terus mengetik sesuatu di Ms.Word, dan berbagai macam cara lainnya supaya gue pergi. But, i don’t give up! gue terus-terusan mencoba sampai berhasil seolah tidak kapok setelah di omelin sebelumnya.
Sedih memang, di sisi lain nggak tega juga maksa ibu kayak gitu. Tapi gue juga bisa gila kalo kelamaan di rumah. Perlu di ketahui, gue paling gak bisa hang out tanpa ibu. Jadi walaupun ibu sudah menyuruh gue untuk jalan sama teman atau orang lain, tetap saja ada perasaan ragu. Anehnya, gue yang anak rumahan seperti ini ternyata bisa bosen juga kalo kelamaan di rumah terutama selama liburan. Yah, pastinya setiap manusia ada naluri untuk melihat dunia luar dong ya? Teman gue aja, si Fauzi pernah bilang: “sebenernya dunia luar tuh gak seburuk yang lu kira”, dari situ gue berfikir, apa benar begitu? bukannya apa-apa, gue suka ada perasaan parno kalo udah keluar rumah. Apa ya? mungkin karena gue terlalu sering membaca berita di koran tentang kriminalitas yang sampai menelan korban tewas dan itu hampir semuanya terjadi di luar rumah. Jadi gue seperti di doktrin supaya tidak main kemana-mana. Agak lebay ya, tapi itu beneran terjadi sama gue sejak Sekolah Menengah Pertama. Sebelumnya ketika gue masih duduk di bangku SD, gue masih suka main setiap habis pulang sekolah. Of course karena pada saat itu gue masih mempunyai sahabat yang merangkap sebagai teman main di rumah bernama Dita dan Citra. Namun semenjak Dita pindah, dan Citra sekarang sudah berubah sifat, tersisalah gue seorang diri menjelma sebagai anak rumahan. Selain itu selama masih SD pun gue belum tertarik untuk membaca koran, sehingga pikiran gue masih bersih dari yang namanya berita-berita kriminal tadi.
Terkadang gue merasa seperti membutuhkan kembali seorang teman bermain seperti dahulu. Seorang teman yang dapat mengajak gue untuk mencoba bagaimana kehidupan di luar sana, meruntuhkan semua anggapan negatif gue tentang dunia luar, bersama-sama membuktikan bahwa bermain diluar sana itu menyenangkan, melakukan eksperimen, berpetualang, mencari pengalaman, bertemu orang-orang hebat, dan yang pasti mengeluarkan gue dari dunia yang sempit ini. Ya, sometimes i need a person like that. But until now…i still didn’t find 😦 Suka sedih juga ya kalau mengingat jaman-jaman SD bersama Dita dan Citra. Semuanya terasa begitu menyenangkan ketika kami masih bersama-sama. Bermain di kali dekat rumah gue, main congklak, main lompat karet, benteng, petak umpet, menangkap anak emas (binatang super mini dengan bintik-bintik hitam di tubuhnya), main sepeda di sore hari, main sekuter pas lagi jaman-jamannya sekuter, mandi bareng, menginap di rumah Dita, dan masih banyak lagi yang dulu kita kerjakan.
Dulu gue mungkin belum terlalu memahami betapa pentingnya bermain diluar itu, yang gue tahu setiap anak-anak memang sudah wajib hukumnya untuk bermain. Tapi ketika menginjak dewasa, gue semakin sadar bahwa bermain itu ternyata penting terutama ketika lo merasa suntuk dan butuh hiburan. Emang sih jamannya udah berbeda, logika aja deh ya gak mungkin kan kita masih suka mandi bareng? nangkepin anak emas? anak remaja biasanya lebih suka twitteran, chatting, hang out ke mall, karaokean, nonton film, atau bergalau ria. Biarpun begitu jika di kerjainnya bareng-bareng sama sahabat, pasti gak jauh beda sama jaman SD. Yah kecuali kalau lo masih enjoy enjoy aja main permainan bocah kayak diatas tadi hehehehe. Gak ada larangan kok anak 17 tahun masih suka main congklak, main lompat karet, benteng, dll. Ya gak?
Sekarang, yang bisa gue lakukan untuk menghabiskan masa-masa remaja hanyalah tidur dirumah, nonton tv, main laptop dan membaca buku. Semuanya gue kerjain tanpa seorang sahabat seperti Dita dan Citra lagi. Ya, karena semua sudah ada jamannya masing-masing. Sahabat gue yang sekarang memang tidak setiap waktu selalu ada bersama gue. Namun setidaknya, mereka telah mengajarkan bagaimana menjadi manusia yang dewasa. Secara tidak langsung mereka mengajari gue bagaimana menghargai orang satu sama lain. Karena seperti yang gue bilang sebelumnya…semua sudah ada jamannya masing-masing 🙂 tidak mungkin gue hidup di dunia ini hanya dengan orang yang sama, seiring berjalannya waktu gue pasti bertemu Dita – dita dan Citra – Citra lainnya.